ketika aku menutup mata, kemudian bernafasku, aku menyadari betapa banyak nikmat yang telah aku telan. aku menyadari hidupku ini begitu berarti untuk disia-siakan. terlalu datar untuk dilewati dengan berdiam diri di rumah. hidupku sempurna dengan keluarga ku yang pedulinya tak terkira, teman temanku yang setianya tidak tertandingi, dan beberapa pria yang pernah mengisi hatiku mungkin sampai saat ini. aku melihat hidup ini seperti sebuah pertunjukkan opera yang tertata dan terskenario. tiap manusia punya panggung pertunjukkannya masing-masing . menjalani lakon yang berbeda dan skenario pertunjukkan yang tak sama pula.
aku selalu merasa panggung pertunjukkanku tak pernah sepi. selalu ada yang bermain di atasnya. one stop living kata orang pengembang perumahan. hidup ini misteri. setiap manusia tidak punya rangkap skenarionya . manusia menjalani lakonnya dengan pemikiran, hati, kasih, dan cinta. aku punya cinta untuk pemain pemain yang berlakon di panggung pertunjukkanku sekalipun hanya figuran. aku tidak pernah menyangka bahwa skenario hidupku sampai tahun ke 17 ini berjalan seperti ini. aku menyusuri tiap detik yang berdetak, tiap langkah yang berpindah, dan tiap nafas yang berhembus. aku memaknai ini sebagai hakikatku sebagai manusia biasa yang bisa menangis di kala sedih, tertawa di kala bahagia, dan tersenyum tersipu malu di kala jatuh cinta. aku yang seperti ini akan tetap seperti ini. di kala aku diam, mataku berbicara dan hanya yang memahami yang dapat mendengar apa yang diucapkan oleh mataku. dan kini aku sedang berlakon di panggungku dan lakon ini tak pernah berhenti dan panggung tak kan tertutup sebelum aku mati.
*diketik tanggal 8 Juni 2009 (happy sweet seventeen)
No comments:
Post a Comment