Monday, November 21, 2011

Tentang Hujan

Musim hujan. Setiap hari diguyur hujan. Banyak yang menari di bawah hujan, namun banyak juga yang berlari dari hujan. Aku salah satunya. Aku benci kehujanan. Menurutku, hujan hanya menelungkupkan kita pada kubangan kegelisahan tanpa akhir melalui pengharapan tanpa wujud. Air hujan yang mengalir deras membawa serta setumpuk kenangan tentang hari kemarin. Dalam hujan, banyak keheningan-keheningan yang menyedihkan tercipta yang kemudian menghadirkan sederet pengharapan-pengharapan yang mengandung banyak penyesalan. Entah mengapa, hujan tidak membuatku tenang walaupun sejuta orang di luar sana berkata sebaliknya. Banyak kesedihan-kesedihan yang tiba-tiba menghujam di sela-sela dentuman air yang jatuh ke kubangan. Ada segenggam kegelisahan yang tiada terdefinisi ketika suara hujan bercampur petir dan geluduk menyapa telinga. Karena itu, selalu ada setumpuk keinginan agar hujan segera berakhir. Yang paling aku tidak suka adalah hujan di sore hari yang memperpanjang deretan kata-kata pilu dalam dinginnya rindu. Rindu hari kemarin. Hari-hari bersama orang-orang terkasih yang mungkin saat ini sedang bergelut dengan hujan dan sekawannya. Aku tidak suka hujan bukan berarti aku tidak mensyukuri karunia tiada ternilai yang diberikan oleh pemilik hujan ini. Aku hanya tidak suka. Aku bukan tidak bersyukur.
Aku pernah berpikir tentang menari di bawah hujan yang selalu didefinisikan sebagai sesuatu yang menarik untuk dilakukan. Tidak! Itu bukan suatu yang indah. Menari di bawah hujan bukan sesuatu yang indah menurutku. Menari di bawah hujan adalah sesuatu yang lebih dari hebat. Bisa-bisanya dia menari di bawah hujan. Dia yang menari di bawah hujan kemudian akan bergumul dan menyatu dengan hujan. Dengan apa yang aku tidak suka. Hebat!
Banyak orang-orang terdekatku yang senang hujan. Mereka mencintai hujan seperti mereka mencintai kekasihnya yang lama sudah tidak hadir di hari-hari sendirinya. Bagi mereka hujan meneduhkan. Hujan seperti menciptakan suatu melodi yang kemudian mengalunkan ketenangan jiwa. Ada butir-butir kebahagiaan yang mengalir bersama air hujan yang membuat mereka teperangkap dalam ruang kedamaian. Suara hujan adalah terapi alami bagi jiwa-jiwa yang merindukan hujan. Kenangan-kenangan yang dibawa kembali oleh hujan adalah pergumulan yang sangat mereka nikmati karena mereka yakin hujan tak hanya membawa kenangan masa lalu tapi juga akan membawa sebait warna-warni pelangi di lembaran biru langit yang luas.
Biarlah mereka menari di bawah hujan dan biarkan aku berharap hujan cepat berakhir karena aku tidak suka air.

No comments:

Post a Comment