Sunday, November 20, 2011

Canvas

I was tagged on Nuning's note, Sudah Seharusnya Begitu. Here it is.

Kalau hidup setiap orang adalah kanvas putih, maka keberadaan orang lain adalah warna cat minyak yang memiliki pesona beragam.
Semakin banyak orang yang pernah hadir di hidupmu, sebanyak itulah warna di kanvasmu.
Tak ada alasan untuk membenci goresan warna di kanvasmu bukan? Bahkan warna paling menjengkelkan sekalipun memberi nuansa unik yang belum tentu kanvas lain miliki.
Jadi secara sadar, ucapan terima kasih ini dikirimkan kepada siapapun yang pernah atau sedang digoreskan oleh Sang Pelukis Agung sebagai warna dalam hidupku.
Tanpa kalian, aku bukanlah aku yang bersyukur atas kanvasku saat ini: indah dan memesonakan. Setidaknya bagi aku si pemilik kanvas
Ya, awalnya mungkin kita seperti fragmen-fragmen yang belum dapat diapresiasikan dengan baik oleh empunya.
Semua cacat dengan kehampaan diri yang pasti kita miliki. Kosong, ada ceruk dalam yang sulit dipenuhi sendiri.
Itu alasan kenapa ada cela besar dalam setiap jemari kita. Untuk menggenggam yang lain dengan indah atas nama persahabatan.
Setiap kekurangan itu pasti ada pengisinya. Begitupun aku dengan kalian.
Terima kasih sudah menjadi warna dalam duniaku. Terima kasih telah mengerti atas setiap kegilaanku. Terima kasih untuk tawa kalian yang kerap kali menghiburku. Terima kasih untuk selalu ada saat aku pernah jatuh. Terima kasih untuk semangat yang tanpa bentuk kalian ucapkan. Terima kasih untuk doa yang tanpa wujud kalian panjatkan.
Terima kasih karena telah bersedia mengenalku dan menjadi penyeimbangku yang minus ini.
Terima kasih.
Thank my lovely crazy bestfriend. However you are, I love you so bad. Thank for colouring my canvas :) 

No comments:

Post a Comment