Menyesap cangkir rindu di hari Minggu. Hujan gerimis berlomba menyeruak rongga tanah yang aku saksikan dari dalam rumah ibu. Aromanya memperparah sesak di dada, mengalir lewat pembuluh darah, dan bergumul di relung-relung kepala. Pilu semakin menggunung. Aku biarkan ia menari-nari di ujung mata. Aku ingin bersaba mengantarkan rindu pulang tapi hujan tak kunjung menarik diri. Aku di sini saja, termangu di rumah ibu sambil merindu kamu.
No comments:
Post a Comment