Kamu tahu? Selain harapan, gengsi pun seharusnya mengenal gaya gravitasi agar ia terkena imbas dan tidak membumbung terlampau tinggi. Berharap itu manusiawi tapi hendaklah tidak terlalu tinggi yang akhirnya lepas dari jangkauan jemari. Berharaplah sewajarnya, yaitu yang sejalan dengan daya dan realita. Namun nyatanya hal buruk yang selalu aku lakukan adalah melesatkan harapan naik hingga tinggi meninggalkan yang lain. Aku harusnya membiarkan mereka seiring sejalan agar tidak seperti kita yang terbiarkan saling memunggung. Iya, gengsi pun seperti itu. Gengsi-gengsi oleh sebab ego diri sendiri yang terlalu berada di atas pada akhirnya akan membuat kita membiarkan banyak hal pergi. Apa gengsi yang terlalu tinggi dapat memberi arti selain hanya menyiksa diri? Kurasa tidak. Tapi ya bagaimana, nyatanya harapan dan gengsi tidak mengenal gaya gravitasi. Satu-satunya cara mejaga mereka tetap membumi adalah dengan menyandingkannya dengan daya dan realita. Daya dan realita yang melekat pada kamu yang tergravitasi.
No comments:
Post a Comment