Sunday, June 21, 2015

Bau Kesedihan

Jadi, barang abtrak macam kesedihan itu ada baunya. Baru-baru ini saya menyadari setelah sekian waktu. Entahlah kalian pun menciumnya atau tidak tapi saya akan mulai menjelaskan hal yang tidak akan pernah jelas ini. Sore tadi, saya teringat sesuatu yang menurut saya menyedihkan. Hmm, mungkin tidak seberapa menyedihkan untuk selain para melankolis. Hitungan detik sebelum air mata saya meluncur, saya merasa ada yang mengalir dari kepala ke hidung saya. Saat yang bersamaan, ada yang mendesir deras di benak saya. Ada rasa sesak sedikit linu di pangkal hidung yang tidak mancung ini. Tepatnya di perbatasan tulang keras dengan tulang rawan. Seperti ada yang mengalir lalu tertahan di sana. Seketika, ada bau khas yang menyeruak ketika saya menarik napas. Baunya seperti bau besi. Begitu tajam. Dan begitu tidak asing. Namun kemudian hilang dengan cepat begitu air mata mulai terurai. Itu dia yang saya sebut sebagai bau kesedihan.

Friday, June 19, 2015

Kosong

Senja itu, kamu angkat cangkir kopimu pelan. Sepersekian detik kemudian, lengan kananmu membentuk sudut lancip. Bibir cangkir lalu melekat hangat pada bibirmu yang membuat kopimu kini berpindah wadah. Kamu begitu lelap pada adegan demi adegan rutin seperti itu hingga kosong cangkirmu. Aku adalah teguk terakhir kopi yang kamu punya. Yang kamu lalui begitu saja tanpa pernah menyadari bahwa tiada sisa setelahnya. Teguk terakhir yang begitu pahit. Bukan karena ampas. Hanya saja kamu belum siap menjumpa akhir. Sampai tiba ketika sudut lancip lenganmu terbentuk lagi, kamu hanyak menjumpai kosong.

Grammar?

Grammar. Yes. Most of you are maybe grammar-phobia. That simple word isn't simple. Indeed. I, as a bachelor of art majoring English, had an intimate relation with grammar when I was in college. Unfortunately, so long time after my graduation, I sometimes forget about grammar-thingy. Until now, when someone writes sentence in English containing gramatical errors, I automatically say the right one. In other hand, I start making grammatical errors more often now. And of course, it saddens me. I have to start studying English. I need doing more exercises. I need to keep or even improve my English skill.

At first, I said that maybe most of you are grammar-phobia. Or maybe I was wrong. You are nor grammar-phobia. You just think that grammar isn't important at all. Or maybe, it's just because you simply don't understand about grammar. When I was in college, grammar was like my new religion. When you did grammatical errors, it meant that you just did a sin. I can still remember my beloved lecturer's story about this term. And here it is.

One day in heaven.

Mr. Lawyer: Knock knock!
Angel: Who's there?
Mr. Lawyer: This is me, Mr. Lawyer.
Angel: Sorry, Mr. Lawyer, you're not in my list.

Doctor: Knock knock!
Angel: Who's there?
Doctor: This is me, the doctor.
Angel: Sorry, doctor, you're not in my list.

Mr. Teacher: Knock knock!
Angel: Who's there?
Mr. Teacher: This is I, Mr. Teacher.
Angel: Please come in.

Got it? Making grammatical errors is a sin. You can't go to heaven then. This is an interesting joke I can still remember. Oh how I miss my college. I really miss studying English with my amazing lecturer. Oh how I miss them.

Any grammatical error in this writing is mine to correct. Let me know if any :p