Wednesday, September 05, 2012

#2 Perkara Jarak

"And I will make sure to keep my distance. Say "I love you" when you're not listening. How long can we keep this up, up, up?" 
Distance – Christina Perri

Jarak. Aku baru tahu kalau skala paling jauh dalam sebuah jarak ternyata bukanlah bermarga angka. Jarak yang masih bisa dikonversi ke dalam angka, seberapapun besar angka itu, adalah jarak yang tidak sebegitu jauh. Aku baru tahu, jarak bukanlah sekedar berapa jauh aku bisa memandang sesuatu, bukanlah berapa banyak detik yang aku habiskan untuk mencapai suatu tempat, dan bukanlah seberapa jauh aku bisa mendengar suara yang keluar dari sumber suara. Ternyata jarak itu lebih abstrak dari itu.

Jarak itu kadang membingungkan, hmm tapi lebih sering menipu. Kadang aku ditipu oleh jarak yang seringnya aku nikmati. Aku pernah berada di suatu tempat, berempat. Dekat sekali mereka denganku. Dari tempat di mana aku duduk, aku bisa meraih tangan mereka, mendengar bisikan mereka, melihat jelas detil yang mereka kerjakan, pun menelaah apa yang ada di pikiran mereka. Namun, mereka tidak sedekat yang terlihat, tak semerdu yang terdengar. Mereka jauh di awang-awang. Jiwanya tak bersamaku. Aku ditipu oleh jarak.

Namun, ada yang lebih membingungkan dari itu. Di sini, di tempat aku berdiri, ada yang sangat jauh dari pandangan mataku, tapi aku melihatnya jelas seperti aku melihat bintang di langit malam kemarin. Dan itu juga samar-samar dari telingaku, tapi memengangkan kepalaku. Banyak suaranya di kepalaku. Aku juga baru tahu bahwa inilah yang unik dari jarak. Kadang, kita dapat mendengar sesuatu yang tanpa melalui telinga kita. Benar, kan bahwa jarak bukan tentang angka?

Hal lain yang baru aku sadari, ternyata jarak itu subjektif. Besaran jarak -yang entah namanya apa- yang aku punya terhadap seseorang tidak pernah sama dengan besaran jarak yang dipunya orang itu kepadaku. Bisa saja, orang yang bisa dengan jelas aku lihat meskipun sangat jauh dari pandangan mataku itu sama sekali tidak melihat, apalagi menyadari keberadaanku. Dan begitu sepertinya kenyataannya.

Jarak memainkan perannya dengan baik di hidup kita tanpa harus melulu bermain dengan angka. Angka sama sekali tidak merefleksikan jarak, buktinya jarak hati seseorang terhadap orang lain juga tidak pernah ada yang tahu sejauh mana. Itu sebabnya kadang kita jatuh karena tidak tahu di mana harus berhenti, tidak tahu harus berjalan sejauh apa. Tapi kadang, jarak itu perlu agar kita semakin dekat.


#30HariLagukuBercerita

No comments:

Post a Comment