Bising semakin pandai bermain-main di kepalaku semenjak hujan mulai menjadi ramai. Tapi tetap ada satu sudut yang hening di mana kamu bergeming. Kata-katamu bagai ujung jarum pentul yang kemarin melukai ujung telunjuk kananku. Tapi kali ini, melukai pusara hatiku. Tak apa. Bagaimanapun kamu.
No comments:
Post a Comment