Wednesday, June 28, 2017

05.00

Kamu adalah ramai yang tak ingin aku redakan. Adalah riuh yang selalu ingin aku raih. Dan adalah senang yang selalu membuat tenang. Kabari aku. Karena ribuan kilometer tak tersentuh tanganku.

Sunday, May 28, 2017

8.52

Senja di penghujung bulan
Rinduku menjelma embun
Di balik jendela kaca
Yang usang dikelabui malam

Sunday, April 23, 2017

10.10 PM

Malam ini hujan. Mengalir bersamanya rindu-rindu tak berujung. Lautpun enggan menjadi muara. Karena tau bukan ia tuannya.

10.03 PM

Knowing that you're home already makes me able to sleep well tonight.

My words are gonna hug you tight.

Sunday, April 02, 2017

12.07

And the meaning of the word "meaningless" & "meaningful" is just as close as you and I.

Saturday, April 01, 2017

11.58

How meaningless I am, what I said, and what you promised me.

Wednesday, March 15, 2017

8.52 PM

Dulu aku pernah diberi tau bahwa satu-satunya yang pasti adalah ketidakpastian. Katanya. Entah apa maksudnya. Aku tidak paham dan tidak mencoba memahaminya waktu itu. Pun sekarang aku masih tidak paham. Hingga lalu aku punya versiku sendiri; "satu-satunya yang tidak pernah berubah adalah perubahan". And yes, people keep changing and life keeps going. Perubahan itu selalu. Dan di saat ini aku paham betul bahwa hal yang paling menakutkan adalah perubahan. Ada yang dipaksa untuk menjalani sesuatu dengan cara yang lain secara tiba-tiba. Ada yang secara begitu saja diajak bergerak dengan ritme-ritme yang berbeda. Ada yang serta merta digiring untuk bernyanyi dengan genre yang lain. Ah, itu mengerikan.

Dan perubahan itu nyata. Satu jengkal di depan mata.

Tuesday, February 28, 2017

Membicarakanmu

-Dingin pagiku tumbang dikalahkan hangat tubuhmu.

-Deru suaramu di ujung sana menemaniku ke ujung mimpi.

-Perihal kamu, tak ada satupun yang tak penting. Maka, jangan pernah merasa begitu.

-Semoga dinginnya kotamu tetap membawamu ke dalam tidur yang hangat yang lalu membuat lelahmu terangkat.

-Rinduku abu.

-Kata-kataku terbang terkibas-kibas
Bukan lagi prioritas
Seolah terdapat batas
Padahal rinduku belum tuntas

Wednesday, February 15, 2017

10.13

Aku belum menemukan kata yang mana yang tepat untuk memberimu tahu bagaimana aku.

22.09

Bising semakin pandai bermain-main di kepalaku semenjak hujan mulai menjadi ramai. Tapi tetap ada satu sudut yang hening di mana kamu bergeming. Kata-katamu bagai ujung jarum pentul yang kemarin melukai ujung telunjuk kananku. Tapi kali ini, melukai pusara hatiku. Tak apa. Bagaimanapun kamu.

15.57

Kamu tak pernah paham bagaimana aku padamu sehingga kau juga tak akan pernah paham risauku. Ada yang hilang dari binar matamu yang hanya kutemukan di saat-saat yang paling aku tidak suka.

Monday, January 30, 2017

12.58

I can't decide whether the coffee or the screenshot making me stay awake. Both of them were from your hand.

12.01

Malam selalu punya sisi birunya sendiri. Ketika ia teringat perihal menyambangi bumi yang tak lagi menyanyi. Dan rindu kepada ibunda yang sedang lelap bermimpi.

Malam selalu punya sisi birunya sendiri. Yang kau tak pernah pahami.

Sunday, January 29, 2017

11.55

Bantal lusuh ini
Satu-satu andalan
Untuk menyekap
Isak-isak sesenggukan

Bantal kapuk ini
Satu-satunya harapan
Untuk menyerap
Air-air mata berderaian

Kamar sumuk ini
Satu-satu ruang
Untuk menampung
Sedih-sedih tak berkesudahan

Kamar pengap ini
Satu-satunya wadah
Untuk mengepung
Cemburu-cemburu persetan

Isn't It?

I hate the one you were just being nice to so much is the thing you won't understand.

Nice

You were trying to be nice. And it wasn't nice for me at all. You're so allowed to be mad at me whenever I get jealous, as usual.

You asked some questions when I got none. I really can read in every sentence of you that you were so nice. So nice. And again, you're so allowed to be mad at me for I'm crying as hell.

And maybe, you never think that when you're trying to be nice, I'm crying as my heart gets sliced. I'll never be listened like those voices getting faded away by wind.

And she's the wind.

11.52

Hujan berlari-lari rusuh
Di rumah, ada hati yang lusuh
Dengan dada yang sesak penuh
Dan pipi yang terbasuh
Perihal lukamu yang belum sembuh
Karena aku yang tiada ampuh

Pada gelap malam aku bersimpuh
Untuk dingin yang menusuk pembuluh
Berharap aku tidak rubuh