Tuesday, December 31, 2013
Laut
Friday, December 27, 2013
Pulang
Oh begini rupanya senang yang kelewat hebat. Banyak kupu-kupu bersemayam di liang perutku. Ada kembang api meletup-letup di dada. Hendak aku menuju kotaku esok. Aku pulang. Rasanya seperti hendak jumpa kekasih yang lama tak sua. Begitu mendebarkan, aku begitu tidak bersabar. Akan lagi aku melangkahkan kaki di sana melanjutkan jejak jejak lalu, sebelum akhirnya nanti aku berjalan di tempat di sana. Semoga. Aamiin.
Monday, December 09, 2013
Is It Normal?
Rencana
Kemarin ada yang bertanya kepadaku dengan senyum yang begitu mengembang namum dengan makna yang masih mengambang tentang keinginanku jaman putih abu-abu dulu. Dulu sekali, semasih muda, aku pernah berikrar kepadanya dengan tembok kuning muda kelasku beserta papan tulis sebagai saksinya bahwa aku ingin menikah muda. Aku bisa tertawa tepingkal-pingkal hingga malam tahun baru rasanya bila mengingat hal gila itu. Juga, aku menambahkan batasan maksimal usia aku menikah. 20. Iya. Dua puluh tahun! Entah jiwa belia yang bagaimana yang aku punya saat itu.
Dan sekarang usia ku 20 tahun lebih 3 bulan. Lewat sudah batas maksimal yang aku buat sendiri dengan bodohnya. Jauh sebelum usiaku 20 tahun, aku sudah mengubur dalam-dalam keinginan konyolku itu. Menikah ternyata tak semudah yang pernah aku bayangkan bertahun-tahun lalu. Jalanku masih sangat panjang untuk aku jalanin sendiri hingga nanti ada yang datang.
Sudah banyak rentetan rencana yang aku buat sejauh ini. Kali ini logika terlibat lebih banyak. Segala yang samar sudah mulai tersingkir. Semoga tidak cuma berakhir sebagai wacana belaka. Aku sudah memutuskan ke mana aku akan berkelana untuk menjadi bahagia. Semoga Tuhan merestui. Aamiin.
Sunday, December 08, 2013
Bandung
Kata Ayah Pidi, Bandung itu bukan cuma masalah geografis, lebih dari itu, melibatkan perasaan dan aku percaya masing-masing dari kita punya Bandung-nya sendiri-sendiri. Sangat mengesima bagaimana kemudian urusan perasaan bisa tekotak-kotak oleh masalah geografis. Aku pun punya Bandung versiku sendiri di mana selalu ada tenang dan senang ketika berada di sana. Selalu ada konsep "rumah" di dalamnya yang merupakan sebab aku selalu ingin pulang kepadanya dan pula sebab aku ingin selalu terbangun dan tertidur di sana tiap hari. Semoga, satu hari nanti. Aamiin.
Thursday, December 05, 2013
Lousy One
Aku belum pernah ngalamin hal kaya gini sebelumnya di jejaring sosial apapun yang pernah aku punya. Aku belum pernah ngerasa begitu terikat sama jejaring sosial apapun selain sama Twitter. Aku banyak follow akun-akun yang menurut aku menarik untuk dibaca, di samping akun-akun pribadi teman-teman aku. Saat ini aku ngefollow hampir 450an akun yang bisa dibilang banyak untuk ukuran akun yang punya follower sekitar 700an aja. Aku banyak follow akun yang biasa disebut "selebtweet" -apapun namanya itu, aku kurang peduli- yang menurut aku, apa yang mereka post di Twitter itu menarik-menarik banget, entah itu lucu, garing, informatif, ataupun kreatif. Tweet-tweet yang menarik itu terlalu akung kalau cuma dibaca gitu aja. Aku selalu ngedokumentasiin tweet-tweet yang menurut aku menarik itu pake 'screen capture'. Lain hari, aku suka baca-baca lagi tweet-tweet itu dan selalu bisa ngebuat aku tersenyum bacanya. Sampai saat ini mungkin udah ribuan lebih tweet yang aku capture.
Istilah 'selebtweet' mungkin ngga begitu akrab bagi beberapa orang sih. Dan bisa banget dipastikan timeline orang macem itu pasti sepi dan ngebosenin banget. Aku bersyukur banget karena aku berada di lingkungan orang-orang yang juga follow para 'selebtweet' ini. Kebanyakan, aku dan teman-teman follow orang aku sama tapi tidak selalu, kembali lagi ke selera. Ini yang menarik. Kita, aku dan teman teman, sering banget bahas tentang mereka dan tweet mereka di manapun dan kapanpun. Obrolannya kurang lebih kaya gini.