Thursday, August 22, 2013

Memeluk Malam

Pada akhirnya, aku selalu ingin kembali pada malam yang temaram. Bagiku, yang meneduhkan itu adalah lampu-lampu jalan kota ini kala senja mulai berpamitan. Aku selalu ingin berjalan bersamamu perlahan, mengayunkan tangan, dengan langit hitam padam menjadi latarnya. Aku selalu rindu malam yang tentram karena darinya lahir kata-kata klise sebagai penutup hari. Di dalamnya, selalu terselip bait-bait doa dengan namamu sebagai bagian dari pengharapan. Bulan saksiku, saksi bahwa aku selalu ingin jatuh cinta sekali lagi pada malam. Dan kepada pagi yang menanti di ujung sana, biarkanlah malam ini lebih panjang daripada malam kemarin.

No comments:

Post a Comment