Wednesday, November 21, 2012
Lain Arah
Adalah jalan Tuhan yang tidak menempatan kita sejalan. Adalah juga rencana Tuhan di masa lalu yang tidak merancang kita bersama di masa depan. Jikalau Tuhan menghendaki kita berada pada suatu pagi yang belum jadi, biarkan aku menyiapkan secangkir teh hangat untukmu. Akan kuambil alih tugas matahari kala itu. Aku yang duduk temanimu menenggak bulir-bulir air teh hingga habis tak bersisa. Lalu aku pula yang akan mengantarmu sampai gerbang depan rumah untuk sampaikan pesan "hati-hati" dan dengan rendah hati berucap "cepatlah pulang karena aku tidak sabar menanti". Aku yang lalu sendiri melihat punggungmu bergerak menjauh hingga hilang dari pandang tapi lekat dengan pikiran. Adalah bukan rencana Tuhan yang demikian itu. Adalah aku dan anganku yang terbang terhembus angin dingin yang terlalu tinggi untuk akhirnya jatuh yang begitu runtuh. Hingga akhirnya ada waktu di mana aku sendiri yang tertatih berjalan di jalan kerikil dan bergelut dengan pagi, membiasakan diri membuat satu cangkir teh hangat yang tiada lain untuk diriku sendiri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment