Wednesday, November 11, 2015

Mimpi

Seperti mencari kata di tumpukan paragraf tak berima, aku menyusuri detik-detik keheningan waktu hujan rintik. Sore ini kelam. Jalan itu basah. Dan aku terdiam. Dari balik jendela, aku menurunkan pandanganku ke arah deretan kendaran di jalanan panjang itu. Dalam bau hujan, aku lalu terbawa kepada mimpi-mimpi sederhanku; aku harus ada di tempat yang aku kehendaki, melakukan hal yang aku sepakati bersama orang-orang yang aku setujui. Tidakkah itu sederhana? Tapi mengapa aku masih di sini melakukan itu dan bersama mereka? Entahlah. Jawabannya pun tak ada di secangkir kopi yang tiada lagi hangat di genggamanku ini.

No comments:

Post a Comment