Tuesday, February 24, 2015

Kopi dalam Cangkir

Katanya dari secangkir kopi manis panas, ada bulir-bulir pahit yang menguap. Biarlah hilang tersapu angin. Bukankah yang manis adalah bagian dari kopi yang paling ingin kau sesap? Tapi entah mengapa, kau begitu menikmati uap-uap panas yang menari di atas kopi. Kau biarkan ia perlahan memenuhi rongga hidungmu. Membuat aku iri. Uap-uap itu merasuk dengan magis ke dalam tubuhmu; satu-satunya tempat yang ingin aku huni. Tapi apa ada hal lain yang bisa aku lakukan selain menjadi ikhlas? Ikhlas karena aku hanyalah tegukan terakhir di cangkir kopimu yang selalu enggan kau santap karena terlalu pekat.

No comments:

Post a Comment