Kita sama. Sama-sama jatuh hati tapi tidak kepada hati milik satu sama lain. Lalu bisa apa? Biar saja semua berjalan apa adanya tanpa rekayasa dan paksa. Mari nikmati jatuh ini dengan cara masing-masing. Dengan pikiran dan hati yang tak pernah luput dari bising. Duka pun akan menyegerakan diri datang pada satu sisi hati. Tak apalah bila sisi itu harus aku karena setidaknya kesedihan-kesedihan yang datang bisa aku urai lewat kata tanpa sangsi. Namun, ingatlah untuk tak terlelap jatuh dan tak pernah bangun. Pada waktunya nanti, walau jatuh tiada bersama, semoga Tuhan izinkan kita bangun berbarengan tanpa ada kesertaan kenangan. Semoga bukan sekedar angan.
Friday, November 30, 2012
Sunday, November 25, 2012
Senja
Ada rasa yang melebur bersama debur ombak lalu hilang bersama perginyanya jarak pandang. Tak lagi bisa terlihat siapa yang berdiri di tepi sana yang hanya mampu meninggalkan jejak-jejak kaki di atas pasir basah. Langit sore ini jingga, mengantar matahari pulang ke peraduannya. Sebentar lagi malam dan hanya ada gulita yang akan melukis angkasa. Biarkan aku hapus jejak-jejak kaki tak bertuan agar tak pernah ada luka hati yang tertinggal esok pagi. Biar aku hapus semua mumpung masih petang, mumpung gelap belum datang.
Friday, November 23, 2012
Melawan Gravitasi
Thursday, November 22, 2012
Menanti & Melepas
Kadang menanti itu bukan tentang kedatangan yang pasti, tapi tentang ketabahan hati. Berbeda dengan melepaskan seseorang pergi. Kadang itu bukan tentang keikhlasan hati, tapi tentang memerdekakan diri. Di lain waktu, Tuhan memang memaksa kita menanti untuk sebuah pelepasan agar kita menabahkan hati untuk bisa memerdekakan diri.
Wednesday, November 21, 2012
Lain Arah
Tuesday, November 13, 2012
Dua Cangkir Teh
Sore ini milik dua cangkir teh di meja depan rumah. Dua cangkir teh merah merekah senada dengan rona-rona matahari yang hendak berpulang. Biarkan diam dan sepi menyelinap di antara kita. Buang semua kata-kata karena esok belum tentu terbingkai. Mari nikmati cangkir teh milik masing-masing. Bolehlah kau tenggak milikku bila yang di genggammu ternyata belum cukup melepas jengah. Hingga gelap menyergap, pastikan tidak ada yang tersisa kecuali kita.
Tuesday, November 06, 2012
Berencana untuk Diam
Kadang untuk bernaung dalam tentram, kita harus diam. Diam yang tidak berkata. Diam yang tidak berpindah. Kata-kata yang lahir dari rentetan duka memang memperparah luka tapi juga memperjelas rasa. Tidak lagi aku harus menerka-nerka karena ini sesungguhnya bukan cerita misteri rumah tua. Tidak lagi aku akan mencari-cari makna di balik kata karena ini aku anggap hanya cerita jenaka. Cerita jenaka yang aku dibuatnya terpingkal hingga berair mata. Aku sudah sampai pada garis akhir di jalan panjang ini. Aku turun di halte depan, untuk kemudian menunggu bis lainnya. Terimakasih tumpangannya.
Saturday, November 03, 2012
Kepo Ga Pake Ribet
When you tell someone your story, you let them take one step closer to your personal life.
Friday, November 02, 2012
Serupa Teman
Pernah kau berjalan satu poros bersamaku menerobos malam. Ini bukan perkara teman, ini perkara aman. Mungkin kau takut jatuh tersandung laku, makanya tidak pernah mau melaju. Keluar dari lingkaran yang kau buat sendiri biar merasakan kebebasan jiwa yang hakiki. Bukan yang selalu mencari aman di bawah lengan orang-orang yang serupa teman. Masuklah ke satu galaksi di semesta ini biar aku tidak lagi sangsi. Jika toh kita berbeda galaksi, biarkan aku menyiapkan kau pergi. Akan aku kemasi semua yang pernah terjadi agar tidak menjadi duka tiap pagi. Mungkin hanya dalam diam, aku berkata lantang. Kepada senja, aku bertutur kencang. Karena apa-apa yang berlalu, kini membuat pilu.