Friday, October 26, 2012

Putus Asa yang Kepagian

Ada hambar yang menyambar. Entah ini bosan atau putus asa yang kepagian. Yang jelas, inginku tak lagi bertebaran. Aku kumpulkan semua dalam saku, biar aman tak terganggu. Jalanku belum panjang tapi rintang banyak menghadang. Aku tidak mundur, tidak juga tidur. Aku hanya diam tepatri di garis ini. Ada gravitasi mahahebat yang menahanku. Aku bukannya menyerah. Aku hanya lelah, kemudian lengah. Kata takdir, ini garis akhirku di jalur yang ke arahmu. Ya sudah, mau apa lagi?

Lekat, Akhirnya Tersekat

Yang begitu lekat, kini tak lagi dekat. Mungkin muak sehingga kini semua pekat. Semua terasa pilu seperti tersapu sembilu. Sepertinya terlalu banyak luka yang masih terbuka. Mungkin kau lupa aku bukan mereka di luar sana. Namun, jika memang lupa bahwa kita juga pernah tertawa terpingkal bersama, aku sudi berdifusi dengan mereka di bawah naungan hujan sore nanti.

Sunday, October 21, 2012

Masih Bisa Besok

Jika tidak hari ini, memiliki kamu itu masih bisa besok. Tidak perlu terburu-buru karena deadline-nya tidak pernah jelas. Patokannya, selama kita, walaupun tidak dengan bersama-sama, masih sama-sama menghirup udara liar yang bergumul dalam diam, selama itu juga perihal memiliki kamu itu masih berlaku. Biarkan saja tidak hari ini aku memilikimu. Aku sembunyi dulu sembari merapikan apa-apa tentang diriku, hitung-hitung menyusun tangga untuk meraihmu yang terlalu tinggi. Nanti kalau ada angin yang sudi menerbangkan tubuh-tubuh ini, kita akan berpijak pada ruang yang sama yang kemudian saling berpegangan menikmati bersama gravitasi.

Friday, October 19, 2012

Sempurna

Jangan ingin jadi sempurna. Itu tidak lain hanya akan menyusahkan tugas orang. Ada yang sudah dimandatkan untuk menyempurnakan ketidaksempurnaanmu dengan dibekali apa-apa yang kamu tidak punya. Kalau kamu sudah sempurna, orang itu kerja apa?

Jeda

Untuk raga yang jatuh tertimpa kata-kata, terdiamlah sebentar untuk menghilangkan gemetar hati yang tertampar hingga memar. Jatuhlah yang sakit karena itu tanda yang mengisyaratkan dari mana kamu pernah berada, tanda bahwa kamu dari sebuah ketinggian.Bukan usahamu yang kurang tapi hanya Tuhan saja yang melarang. Memang selalu akan ada sebegitu banyak karang yang harus dilewati dan perang yang harus digeluti sebelum senang.
Jangan sedih karena tidak terpilih, barangkali memang kamu tidak ada di daftar pilihannya sehingga tidak dapat dipilih. Calonkan diri di lain kesempatan, siapa tahu bahagia di tangan.

Pilih Mana?

Ada yang mampu mencintaimu dengan ketidakmampuannya kala yang lain tidak mampu mencintaimu dengan kemampuannya. Pilih mana? Pilihlah satu agar yang lain kemudian bisa menggerutu untuk menghilangkan sedih yang terlalu. Pilihlah dengan bijak karena pilihanmu adalah tempatmu nanti berpijak untuk kemudian berdua menjadi sebuah sajak. Semoga pena yang kamu cari-cari dengan teliti dan hati-hati untuk menggoreskan setangkup -sebut saja- cerita cinta memang dititipkan Tuhan kepada yang kamu pilih. Jangan ragu, aku tahu inginmu sudah begitu menggebu. Biarkan aku hitam bila memang harus hitam. Jangan sampai ada yang abu-abu.

Thursday, October 11, 2012

Deretan Tahun

Pada deretan tahun-tahun yang lalu, kita sama-sama menikmati angin dingin lembab yang kadang-kadang tanpa sebab membuat kita terjelembab ke dalam ruang yang membuat mataku sembab. Pada awal deretan tahun-tahun yang lalu, aku menitipkan (terlalu) banyak harapan yang begitu muluk ke dalam sebuah peluk yang tiada terlihat buruk. Di awal tahun ini, harapan-harapanku lepas dari pelukan karena tangan-tangan yang bersimpul itu kini merentang. Aku tidak siap. Harapan-harapanku jatuh tercecer pada sebuah permukaan dingin bukan main hingga mencederai batin. Kini, dengan yakin, aku susun harapan-harapan baru yang lain untuk kemudian tidak aku titipkan kepada siapa-siapa kecuali kepada aku, tidak seperti hari kemarin.

Senyum :)

10 Oktober, 2012

Senyum-senyum sendiri karena ingat sesuatu itu cara Tuhan melipatgandakan kebahagiaan, kataku. Terlalu banyak senyum yang melengkung hari ini, aku ingat semua sebabnya. Bila senyum itu representasi dari kebahagiaan, aku tahu persis seberapa bahagia aku hari ini. Dan bila kelak senyumku tak selalu bisa dilihat, kata-kataku yang selalu bisa dibaca adalah penggantinya sebagai bukti aku pernah sebahagia ini. Jika hingga hujan datang esok hari, itulah bentuk lain dari taburan bunga-bunga lambang turut berbahagianya semesta atas kebahagiaanku hari ini.