Friday, January 06, 2012

Terucap di Balik Hujan Sore


  • Hujan ini telah sudah menemani sejak hari menggelap. Entah mengapa enggan beranjak dari dekap. Mungkin ada ribuan kata yang ingin disampaikannya yang tidak cukup mudah untuk disusun menjadi kalimat-kalimat pengakuan. Aku beri kesempatan kepada pelangi untuk itu.
  • Hujan dan aku kini berteman. Berteman dengan mendung yang terus bergelayut pertanda enggan pergi. Aku salah mencari teman.
  • Sore dan hujan hari ini terlalu akrab. Barangkali lupa aku ada.
  • Kamu adalah pagi di mana aku menikmati secangkir teh manis hangat seorang diri.
  • Pagi dan aku tidak begitu bersahabat akhir-akhir ini. Banyak pagi yang terlewatkan tanpa sapaan hangat. Terlalu banyak pagi yang dihabiskan bersama cerita-cerita dalam mimpi semu. Tapi kau tahu? Masih terlalu banyak cinta untuk pagi-pagi yang belum datang karena mereka akan.
  • Begitu banyak sapaan 'selamat pagi' tak bertuan. Maukah kamu miliki satu?
  • Pagi akan tidak pernah tahu apa yang dilakukan malam. Pagi akan tidak pernah tahu bagaimana malam menyusun kata-kata sederhana untuknya. Dan pagi juga akan tidak pernah tahu siapa di balik malam.
  • Terlalu banyak kata-kata yang tersimpan dan akhirnya terlupa karena pada kenyataannya kata-kata yang terungkap dan terlupa lebih banyak lagi.
  • Ada kata-kata yang menggunung. Ada banyak yang terabaikan. Biarkan aku berlindung mencari damai di balik kata-kataku. Berlindung seolah aku mengenalmu. Hingga akhirnya aku rancu, aku mengenalmu sebagai kamu atau hanya mengenalmu sebagaimana dalam kata-kataku.
  • Kalau saja hujan ini mampu melipat jarak, kalau saja hujan ini mampu menuntaskan rindu, kalau saja hujan ini mampu menyampaikan kata, kurasa semua bahagia.
  • Aku hidup dalam kata, bertemankan koma, dan berkawankan titik. Di lain hari kadang aku berakhir pada tanda tanya dan seru. Seperti hari ini !?!!
  • Ketika diam adalah duniamu, sepi adalah temanmu. Ada masa di mana nanti sepimu berdifusi menjadi dingin yang menyelimuti diammu.
  • Kurasa hujan ini sudah bosan denganku. Dia yang tadinya datang bersama angin, kini meninggalkanku hanya bersama pelangi. Aku rasa aku lebih dari beruntung.
  • Ternyata ada saat di mana aku lelah melakukan apa yang tidak aku lakukan. Saat di mana pikiranku terbawa angin hingga jauh, sedang aku duduk tepaku padamu.
  • Hidup hanya sekali, tapi berhari-hari. Tidurlah ketika hanya itu yang membahagiakan kamu.
  • Tidakkah kamu heran gerangan apa aku kirim rangkaian kata selamat di malammu? Tidakkah kamu duga seberapa lama aku berencana?
  • Pada hujan aku berharap kamu duduk di sini. Pada Tuhan, aku berharap hujan pergi dari sisi. Pada apa aku berharap senyuman dari hati?
  • Gelisah yang bergelayut manja memanjakan diriku pada gerakan kaki yang dinamis, letupan kata yang egois, dan khayalan yang miris.
  • Kita tidak mengenal tapi kita berteman. Saling melempar katapun cukup. Melempar pandang terlalu berlebihan.
  • Katanya ada hal yang tidak harus dikatakan tapi harus dimengerti. Kataku semua hal yang diperkatakan saja sulit dimengerti. Bagaimana yang tidak? Katakan saja biar mudah, biar tergugah.

No comments:

Post a Comment