Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song
*The Band Perry-If I die Young*
Bingung, kanget, dan ujung-ujungnya sedih. Hari minggu kemarin tanggal 23 Oktober 2011, Marco Simoncelli meninggal dunia di Sepang, Malaysia. Race baru mulai. Di tikungan 11, Simoncelli jatoh dan terus ketabrak Collin Edwards. Rossi yang ada di belakang Collins bisa menghindar dan ngontrol motornya. Somoncelli? Jatoh, kelindes, dan akhrirnya meninggal. Waktu itu Pedrosa pole position dan lagi ada di posisi paling depan. Simoncelli langsung tergeletak. Helm-nya lepas. Kondisinya bener-bener parah. Ga lama, race diberentiin soalnya keadaan Simoncelli udah memprihatinkan banget. Dan sekitar jam 5an waktu setempat, tim dokter menyatakan Simoncelli meninggal.
Waktu denger berita itu, kebetulan gue lagi ga nonton soalnya lagi pergi tapi terus dapet info dari temen baik gue, Annisa C Ratih, gue sedih banget. Awalnya ratih bilang Simoncelli jatoh. Pas baca SMS-nya gue biasa aja. Ya kita tau ya kalo jatoh di balapan itu biasa aja. Hal yang lumrah. Gue bales SMS-nya dan bilang, "gue ga tau deh harus seneng apa sedih". Kenapa gue bilang gitu? Ya karena gue sama Ratih tuh ga suka dan cenderung sebel sama Supersic, julukkan untuk Simoncelli. Gara-gara dia, Pedrosa jatoh dan ga bisa balap selama 3 seri karena cidera. Sampe pas selesai pers conference, Sic ngajak Pedrosa salaman tapi Pedrosanya ga mau.
Sic emang terkenal garang, berani, dan cukup berbahaya waktu balap. Berbahaya bagi kawan-kawannya dan berbahaya bagi dirinya sendiri. Lorenzo yang sempet juga hampir jatoh gara-gara Sic, bilang kalo Sic tetep dengan gaya balapan kaya gitu, itu bisa bahaya banget. Dan terbukti ya mungkin sekarang.
Tapi ga lama Ratih SMS gue lagi. Kali ini gue baca ada kekhawatiran dari SMS-nya. Intinya dia bilang, mending gue ikutan berdoa soalnya Sic kondisinya parah dan balapan diberentiin. Gue kaget setengah mati kan sampe diberentiin gitu. Gue langsung buka twitter dan beritanya banyak banget dari beberapa akun dan beberapa tweet yang diretweet temen-temen gue. Gue lagi cari-cari info dan sempet ngetweet "semoga Simoncelli baik-baik aja. Amin". Tapi ga lama, Ratih ngetweet #RIPSimoncelli. Geeeeeeer!!!! rasanya langit jatoh di kepala gue. Kaget udah pasti, sedih apalagi. Gue yang lagi makan ketroprak saat itu langsung nangis dan ga napsu makan sama sekali. Walaupun tweetnya Ratih belum tentu bener saat itu, gue tetep sedih banget. Dan ga lama banyak akun-akun yang beritain Simoncelli. Dan bener. Dia meninggal.
Gue emang benci ya sama dia. Gue suka menghujat-hujat dia di twitter. Tapi ga untuk kali ini. Supersic meninggal. Gue langsung minta maaf untuk semua hujatan yang pernah keluar dari gue. dan gue yakin temen-temennya juga udah maafin kesalahan dia selama balapan. Sic pergi di usia yang muda banget. 24 tahun. Dia potensial banget sebenernya. Ya the next the doctor. Tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Sic meninggal di lintasan. Kita semua kehilangan Sic. Selamat jalan Sic. Semoga kamu udah tenang di sana.
Hayden, Lorenzi, Stoner, Pedrosa, SIMONCELLI
Stoner, Pedrosa
Pedrosa, SIMONCELLI
Supersic, Stoner, Andrea Dovisioso
Race Philip Island Autralia, seminggu sebelum Sic meninggal. Finish posisi 2. Kenangan manis.
Supersic jatoh
SELAMAT JALAN
RACE IN PEACE
Banyak ungkapan bela sungkawa untuk keluarga Supersic. Ini kata Pedrosa di blog-nya.
"With these few lines I would like to send my sincerest condolences to all Marco Simoncelli`s family and friends. What happened yesterday was a big blow for the whole world of motorcycling. When accidents like this happen there seems to be no sense to anything. Myself and my team want to send a message of support to all his family and loved ones."Ini kata Taufiq.
"Despite the fact that he was very unruly, my sympathies go to him. "Dan ini kata mereka.
Oh iya kebetulan saat itu gue lagi ada tugas nulis artikel barita. Gue pilih berita meninggalnya Simoncelli. Jadinya kaya gini.
Italian MotoGP rider Marco Simoncelli, declared dead after a severe accident on the race at Sepang Circuit, Malaysia, Sunday (23/10). Besides himself, the incident also occurred on the Yamaha rider Colin Edwards, and his close friend, Valentino Rossi. Simoncelli was reported conscious despite critical condition. However, Simoncelli was announced that he was dead at 16.56 on local time. After entering the second lap in curve 11, Simoncelli crashed. At the start of the race, four of Honda riders directly were in the front of race after the red light went out. Stoner, who started from second place, was on ahead of Pedrosa successfully, as the holder of pole position, followed by Andrea Dovizioso, and Simoncelli. But in the fourth position, there was a battle between Simoncelli with Rizla Suzuki rider, Alvaro Bautista. They were preceded in some occasions before the accident happened. It involved Tech 3 Yamaha rider, Collin Edwards, and Ducati rider, Valentino Rossi. Simoncelli was lying on the track without his helmet. Unfortunately for Simoncelli, he fell in the middle of the track. In effect, he was beaten by Colin Edwards and Valentino Rossi who was driving behind him. Edwards was dragged out of the track and suffered a dislocated shoulder. While Rossi survivors because he was able to control the motor. Red flags hoisted and the race was stopped.
ini sesudah dimasukkin ke power point
SELAMAT JALAN, SUPERSIC.
No comments:
Post a Comment